UX Case Study — Redesign CROWDE P2P Lending Website
⚠️Catatan : Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Challenge yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang bekerjasama dengan Skilvul dan CROWDE sebagai challenge partner. Saya tidak bekerja atau terjalin dalam kontrak dengan CROWDE.
Latar Belakang
CROWDE adalah startup fintech yang berfokus pada pertanian yang memberdayakan petani di seluruh Indonesia dengan teknologi dan pemodalan.
Berdasarkan permasalahan yang dialami CROWDE saat ini yaitu masih minimnya peminjam (petani) yang mengajukan pembiayaan di platform ini karena kurangnya pemahaman dan edukasi tentang cara kerja P2P Lending.
Oleh karena itu CROWDE membutuhkan perbaikan desain website untuk membuat keseimbangan antara peminjam dan pemodal, serta tentunya untuk memajukan pertanian di Indonesia.
Objektif
- Mendesain ulang tampilan website CROWDE agar lebih mudah digunakan user
- Membuat alur peminjaman yang sederhana agar mudah dipahami oleh calon peminjam
- Menambahkan fitur untuk mempermudah user sehingga tidak ragu untuk mengajukan pembiayaan
Peran dalam Tim
Dalam pengerjaan tugas ini saya berkolaborasi dengan kedua teman saya untuk melakukan brainstorming dan pembagian tugas.
Design Proses
Untuk pengerjaannya, kami menggunakan Design Thinking sebagai proses redesign prototype website CROWDE. Tujuan menggunakan design thinking karena proses ini memiliki ketertarikan yang kuat untuk meningkatkan pemahaman dari user yang merupakan target dalam perancangan aplikasi ini. Sehingga kami dapat dengan mudah menelaah dan tahu apa keinginan user. Berikut merupakan tahapan design thinking pada pembuatan proyek ini :
Empathize
Tahap empathize adalah tahap dimana designer mencari tahu pandangan user dengan research sebelum mendefinisikan masalah dan melakukan ideation.
Dalam proyek pembuatan ini kami sudah diberikan penjelasan dan dokumen tentang user kriteria, permasalahan yang dialami oleh user, serta harapan kedepan yang diinginkan perusahaan.
Define
Setelah memahami dokumen yang diberikan oleh CROWDE, maka saya dan tim mulai melakukan brainstorming untuk mengelompokkan beberapa bagian. Pada tahap ini kami menggunakan FigJam dari Figma.
Tahapan dalam proses define ini dimulai dari pengelompokan pain point dari user, membuat how-might-we sebagai opportunity, melakukan voting pada how-might-we, dan memutuskan hasil dari how-might-we yang telah dibuat.
Ideate
Setelah melakukan tahap define selanjutnya adalah tahap ideate. Pada tahap ini dilakukan brainstorming lagi untuk menentukan solusi ide yang diberikan, membuat affinity diagram, menentukan priorization idea, dan membuat wireframe dengan crazy’8s.
Prototype
Prototype adalah sebuah tahapan dimana designer mentramsformasikan ide-idenya dalam sebuah desain. Pada tahap ini prototype dibuat dalam dua jenis dalam bentuk Low-Fidelity atau wireframe dan High-Fidelity atau biasa disebut dengan UI Design.
Dari hasil pembuatan Crazy’8s akan dikembangkan menjadi wireframe seperti dibawah ini :
Setelah membuat wireframe, kami lanjut untuk membuat UI design. Hal yang perlu disiapkan pada proses isi adalah membuat UI Style Guide atau UI Kit. Tujuan dibuat UI Style Guide ini untuk mempermudah designer dalam mendesain dan juga agar desain yang dibuat seragam. Didalam UI Style Guide ini berisi palet warna, jenis teks, elemen, dan komponen yang akan digunakan.
Masih ada beberapa elemen yang kami siapkan dan tidak semuanya saya tampilkan disini. Jika dirasa semua elemen sudah memenuhi dan cukup maka bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu membuat UI Design.
UI Design disini tidak sepenuhnya sama dengan wireframe yang kami buat karena ada beberapa bagian yang di modifikasi.
Testing
Proses terakhir design thinking adalah testing. Pada tahap ini designer mencari responden yang sesuai kriteria untuk dilakukan user research. Disini kami menggunakan metode In-depth Interview dengan responden.
— Research Scenario
- Perkenalan
- Penjelasan Alur
- [Task 1] Meminta responden untuk mencoba dan explore halaman Homepage
- [Task 2] Meminta responden untuk masuk dan mencoba halaman Peminjam
- [Task 3] Meminta responden untuk masuk dan mencoba halaman Bantuan
- [Task 4] Meminta responden untuk mengajukan pembiayaan hingga masuk ke form
- Penutup
— Research Findings
- Prorotype sudah bagus namun untuk orang awam mungkin ada beberapa yang kurang paham tentang apa itu platform P2P Lending
- Logo OJK ditambahkan di halaman utama untuk meningkatkan kepercayaan calon peminjam
- Lebih dikembangkan lagi fitur-fiturnya
— Usability Metric
Usability Metric merupakan ukuran yang berupa nilai dari user setelah mencoba prototype yang telah kami buat. Berdasarakan hasil percobaan prototype dan wawancara dengan responden maka diperoleh nilai 7 dari angka 1–10 untuk nilai keseluruhan prototype.
Rekomendasi Selanjutnya
Setelah melakukan wawancara dengan responden, maka kami mendapat beberapa feedback seperti yang sudah dituliskan diatas. Feedback tersebut akan menjadi acuan untuk dilakukannya perbaikan pada website CROWDE.
Kesimpulan
Pembuatan redesign prototype website CROWDE ini dilakukan dengan beberapa tahap dan proses. Pengerjaan prototype ini menggunakan proses Design Thinking. Tahapan tersebut dilakukan secara berurutan mulai dari Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Testing. Setelah design selesai dibuat maka dilakukan testing kepada target user yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan nilai dan feedback agar kedepannya CROWDE lebih mudah dan bermanfaat bagi penggunannya.